Sabtu, 23 November 2013

IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR

Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Tauhid
Dosen Pengampu: Agus Khunaifi, M.Ag

      
Disusun oleh :
1.      Arini Rusyda Muntahaya      (133111033)
2.      Ika Sri Wahyuni                    (133111007)
3.      Siti Nurul Khairiyah              (133111020)


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013



BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Kejadian dan peristiwa yang dialami manusia sangat beragam. Bahkan setiap manusia mengalami peristiwa yang berbeda dengan manusia yang lainnya sesuai yang ditakdirkan oleh Allah SWT. Terkadang manusia mendapatkan apa yang menurutnya baik dan terkadang mendapatkan apa yang menurutnya kurang baik. Pada suatu saat dia mengalami suka dan pada suatu saat lagi dia mengalami duka.
Dengan bekal keyakinan kepada takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT, seorang mukmin tidak pernah mengenal frustasi dalam kehidupannya, dan tidak berbangga diri dengan apa-apa yang telah diberikan oleh Allah SWT.  Dan ingatlah bahwa hakikat warna-warni kehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah tuliskan (tetapkan) dalam kitab “Lauhul Mahfudz” yang terjaga rahasianya dan tidak satu pun makhluk Allah yang mengetahui isinya. Keimanan seorang muslim yang benar harus mencakup enam rukun. Yang terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik maupun takdir yang buruk.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan iman kepada qadha dan qadar?
2.      Takdir dibagi menjadi berapa macam?
3.      Apa fungsi beriman kepada qadha dan qadar Allah SWT?
4.      Bagaimana ciri-ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar?
5.      Apa manfaat atau hikmah percaya, yakin dan teguh kepada qadha dan qadar?

C.    Tujuan Makalah
            Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:
1.      Untuk memahami iman kepada qadha dan qadar
2.      Untuk memahami dan mengetahui macam-macam takdir
3.      Untuk memahami fungsi iman kepada qadha dan qadar Allah SWT
4.      Untuk mengetahui cirri-ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar
5.      Untuk mengetahui hikmah atau manfaat bagi orang yang percaya kepada qadha dan qadar



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Beriman kepada Qadha dan Qadar
Iman adalah keyakinan yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dilaksanakan dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qadha menurut bahasa artinya ketetapan. Qadha adalah ketentuan yang sudah direncanakan dan ditetapkan Allah SWT sejak zaman azali, yaitu zaman sebelum Allah menciptakan makhluk. Misalnya, tidak seorang pun yang bisa menentukan kapan dia lahir, siapa jodohnya, bagaimana rezekinya, serta kapan meninggalnya. Semua itu yang mengetahui hanya Allah SWT. Allah berfirman dalam QS. Yunus ayat 49 yang berbunyi:
قُلْ لَا أَمْلِكُ لِنَفْسِي ضَرًّا وَلَا نَفْعًا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۗ لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۚ إِذَا جَاءَ
أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah". Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).”
Ketentuan Allah SWT ini merupakan hak mutlak (absolute), tanpa campur tangan siapa pun dan darimana pun. Oleh karena itu, manusia harus menerima kenyataan. Manusia hanyalah terbatas pada ikhtiar untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, berhasil atau gagal ini merupakan kekuasaan Allah SWT.
Sedangkan Qadar menurut bahasa berarti ukuran. Qadar adalah ketentuan-ketentuan Allah SWT yang telah berlaku atas semua makhluk-Nya sesuai dengan perencanaan, ketetapan dan ukuran Allah SWT. Dengan demikian, kita sebagai hamba-Nya harus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
Allah berfirman dalam QS. Al-Hadid ayat 22 yang berbunyi:
        مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ
 إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”.
Jadi, Iman kepada qadha dan qadar adalah percaya sepenuh hati bahwa sesuatu yang terjadi, sedang terjadi, akan terjadi di alam raya ini, semuanya telah ditentukan Allah SWT sejak zaman azali. [1]

B.     Macam-macam Takdir
Qadha dan Qadar disebut juga takdir Allah. Takdir dibagi menjadi dua, yaitu: [2]    
1.      Takdir Mubram
Takdir Mubram adalah ketentuan dan keputusan Allah yang pasti berlaku atas diri manusia, tidak dapat ditawar-tawar lagi. Kata mubram menurut bahasa artinya sesuatu yang sudah pasti.
Contoh takdir mubram antara lain adanya kiamat, turunnya hujan, kelahiran, kematian di hari esok.
Firman Allah SWT:
إِلَيْهِ يُرَدُّ عِلْمُ السَّاعَةِ ....
Artinya: “ Kepada-Nyalah ilmu tentang hari kiamat itu dikembalikan…” (QS. Fussilat:47)

2.      Takdir Muallaq
Takdir Muallaq adalah ketentuan Allah yang mungkin dapat diubah manusia melalui usaha atau ikhtiarnya, jika Allah mengizinkan. Menurut bahasa muallaq artinya sesuatu yang digambarkan atau ditunda. Dengan demikian Allah menunda pelaksanaan keputusan-Nya, bahkan mengubahnya, dengan menggantungkannya kepada ikhtiar manusia itu sendiri. Allah SWT berfirman:
             .... إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ....    

“…Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan didi merekan sendiri…” (QS. ar-Ra’d: 11)
Contoh takdir muallaq antara lain: ketaatan atau kemaksiatan, kepandaian atau kebodohan, miskin atau kaya, sehat atau sakit.

C.    Fungsi Beriman kepada Qadha dan Qadar Allah SWT
Beriman kepada qadha dan qadar mempunyai fungsi penting bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:[3]
a)      Mempunyai semangat ikhtiar
Ikhtiar artinya melakukan perbuatan yang baik dengan penuh kesungguhan dan keyakinan akan hasil yang baik bagi dirinya. Dengan pemahaman seperti itulah, seseorang akan bekerja keras agar mencapai kesuksesan.
Allah SWT berfirman:
وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى O وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَىٰ O
Artinya: “Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang    diusahakannya. Dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya).”  (QS. An-Najm:39-40)
b)      Mempunyai sifat sabar dalam menghadapi cobaan
Dengan percaya qadha dan qadar, manusia akan sadar bahwa kehidupan adalah ujian-ujian yang harus  dilalui dengan sabar. Sabar adalah sikap mental yang teguh pendirian, berani menghadapi tantangan, tahan uji dan tidak menyerah pada kesulitan, dan akhirnya diserahkan kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman:
حَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Artinya: Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya  mengatakan, “ Kami telah beriman dan mereka tidak di uji.”
(QS. Al-Ankabut:2)

c)      Tawakal
Tawakal menurut bahasa artinya bersandar atau berserah diri. Dalam istilah agama, tawakal artinya berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT dalam menghadapi atau menunggu hasil dari suatu pekerjaan atau usaha. Menurut Imam Al-Ghazali, tawakal artinya menyandarkan diri kepada Allah SWT dalam menghadapi setiap kepentingan. Dalam hal ini, tawakal kepada Allah SWT bukan berarti penyandaran diri kepada Allah secara mutlak, melainkan penyandaran diri yang harus didahului dengan kerja keras dalam berikhtiar berdasarkan kemampuan maksimal.

D.    Ciri-ciri Orang yang Beriman kepada Qadha dan Qadar
Tidak setiap manusia dapat menerima dan percaya adanya qadha dan qadar Allah SWT. Karenanya sebagian mereka tidak siap bahkan tidak mau menerima musibah yang terjadi. Adapun ciri-ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar, antara lain sebagai berikut:[4]
1.      Orang yang percaya pada takdir Allah SWT akan menganggap bahwa apapun yang terjadi pada dirinya adalah sudah menjadi ketentuan Allah SWT. Sehingga tidak bersikap sombong.
2.      Bersabar dalam menghadapi ujian dari Allah SWT. Ujian adalah tanda cinta dari Allah.
3.      Bersikap optimis dan tetap berusaha meskipun belum berhasil.
4.      Tawakal dan berdo’a kepada Allah SWT atas usaha yang telah  dilakukannya.
5.      Tidak meminta pertolongan kepada selain Allah SWT (syirik).
6.      Senantiasa mengingat dan bersyukur kepada Allah SWT dalam kondisi apapun.

E.     Manfaat atau Hikmah percaya, yakin dan teguh kepada qadha dan qadar
Adapun Manfaat atau Hikmah percaya, yakin dan teguh kepada takdir antara lain:[5]
1.      Terdorong untuk selalu taat dan menjauhi larangan Allah dan Rasul-Nya.
2.      Selalu husnudzon (berprasangka baik) kepada Allah atas musibah yang menimpa dirinya.
3.      Terhindar dari sifat sombong atau takabur dan putus asa.
Orang yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri. Ia merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh kesah dan berputus asa, karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya adalah ketentuan Allah. Firman Allah SWT:
يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا
 يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

Artinya: “Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf:87)

4.      Banyak bersyukur dan bersabar
Orang yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal tersebut merupakan ujian. Firman Allah SWT:
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ

Artinya: “ Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah (datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan.” (QS. An-Nahl:53)
5.      Memiliki jiwa tawakal.
6.      Bersikap optimis dan giat bekerja
Manusia tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan keberhasilan itu. Firman Allah SWT:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا
 أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

Artinya: “ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashas:77)
7.      Yakin bahwa segala sesuatu yang menimpa dirinya adalah kehendak Allah semata.



BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Beriman kepada qadha dan qadar akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah putus asa, sebab yang menimpanya yakni sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Oleh karena itu, jika kita tertimpa musibah maka haruslah bersabar, sebab buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah, begitu sebaliknya apa yang menurut kita baik belum tentu baik menurut Allah. Memaksimalkan ikhtiar dan senantiasa berhusnudzon kepada Allah untuk mendapatkan takdir yang tebaik dariNya.

B.     PENUTUP
Demikianlah makalah kami, kami menyadari makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman sekalian beserta dosen mata kuliah. Sehingga kami bisa memperbaiki makalah selanjutnya.








DAFTAR PUSTAKA

Ahsan, Muh, S. Ag, dkk. 2007. Pendidikan Agama Islam Penyejuk Qalbu SMP Kelas IX. Jakarta: Yudhistira.

Aminudin, dkk. 2008. Pendidikan Agama Islam 3 SMA. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Asy’ari M. Pd. 2007. Pendidikan Agama Islam untuk  Siswa SMP Kelas IX. Semarang: Aneka Ilmu.

Chaidir, Zulfarizal, dkk. 2007. Agama Islam 3 SMA Kelas XII. Jakarta: PT Ghalia Indonesia.

Rosyid, Abdul, MA. 2009. Bina Akidah dan Akhlak. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.








[1] Drs.H.Asy’ari M.Pd, Pendidikan Agama Islam untuk Siswa SMP Kelas IX, (Semarang: Aneka ilmu, 2007), hlm.77-78.
[2] Aminudin, dkk, Pendidikan Agama Islam 3 SMA, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008), hlm 127-128.
[3] Drs. Abdul Rosyid, MA, Biina Akidah dan Akhlak, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2009), hlm.22-23
[4] Muh. Ahsan, S.Ag, dkk, Pendidikan Agama Islam Penyejuk  Qalbu SMP Kelas IX, (Jakarta: Yudhistira, 2007), hlm.112-113.
[5] Drs. Zulfarizal Chaidir, dkk, Agama Islam 3 SMA Kelas XII, (Jakarta: PT Ghalia Indonesia, 2007), hlm.124-125. 

1 komentar:

  1. PokerStars Casino PA - JTM Hub
    PokerStars Casino features 계룡 출장마사지 over 120 games 강릉 출장마사지 including PokerStars Roulette, Blackjack, Craps, Sic 제천 출장안마 Bo, Blackjack, 강원도 출장마사지 and many more. JTM Hub offers you the 광주 출장마사지 most

    BalasHapus