IMAN KEPADA QADHA DAN
QADAR
Makalah
Disusun Guna
Memenuhi Tugas
Mata Kuliah :
Tauhid
Dosen Pengampu: Agus Khunaifi, M.Ag
Disusun
oleh :
1. Arini Rusyda Muntahaya (133111033)
2. Ika Sri Wahyuni (133111007)
3. Siti Nurul Khairiyah (133111020)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Kejadian
dan peristiwa yang dialami manusia sangat beragam. Bahkan setiap manusia
mengalami peristiwa yang berbeda dengan manusia yang lainnya sesuai yang
ditakdirkan oleh Allah SWT. Terkadang manusia mendapatkan apa yang menurutnya
baik dan terkadang mendapatkan apa yang menurutnya kurang baik. Pada suatu saat
dia mengalami suka dan pada suatu saat lagi dia mengalami duka.
Dengan
bekal keyakinan kepada takdir yang telah ditentukan oleh Allah SWT, seorang
mukmin tidak pernah mengenal frustasi dalam kehidupannya, dan tidak berbangga
diri dengan apa-apa yang telah diberikan oleh Allah SWT. Dan ingatlah bahwa hakikat warna-warni
kehidupan yang sedang kita jalani di dunia ini telah Allah tuliskan (tetapkan)
dalam kitab “Lauhul Mahfudz” yang terjaga rahasianya dan tidak satu pun makhluk
Allah yang mengetahui isinya. Keimanan seorang muslim yang benar harus mencakup
enam rukun. Yang terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir
yang baik maupun takdir yang buruk.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan iman kepada qadha
dan qadar?
2. Takdir
dibagi menjadi berapa macam?
3. Apa
fungsi beriman kepada qadha dan qadar Allah SWT?
4. Bagaimana
ciri-ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar?
5. Apa
manfaat atau hikmah percaya, yakin dan teguh kepada qadha dan qadar?
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah:
1.
Untuk memahami iman kepada qadha dan
qadar
2.
Untuk memahami dan mengetahui
macam-macam takdir
3.
Untuk memahami fungsi iman kepada qadha
dan qadar Allah SWT
4.
Untuk mengetahui cirri-ciri orang yang
beriman kepada qadha dan qadar
5. Untuk
mengetahui hikmah atau manfaat bagi orang yang percaya kepada qadha dan qadar
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Beriman kepada Qadha dan Qadar
Iman adalah
keyakinan yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dilaksanakan
dengan amal perbuatan. Kalau kita melihat qadha menurut bahasa artinya
ketetapan. Qadha adalah ketentuan yang sudah direncanakan dan ditetapkan Allah
SWT sejak zaman azali, yaitu zaman sebelum Allah menciptakan makhluk. Misalnya,
tidak seorang pun yang bisa menentukan kapan dia lahir, siapa jodohnya,
bagaimana rezekinya, serta kapan meninggalnya. Semua itu yang mengetahui hanya
Allah SWT. Allah berfirman dalam QS. Yunus ayat 49 yang berbunyi:
قُلْ لَا أَمْلِكُ
لِنَفْسِي ضَرًّا وَلَا نَفْعًا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۗ
لِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۚ إِذَا جَاءَ
أَجَلُهُمْ فَلَا
يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Katakanlah: "Aku
tidak berkuasa mendatangkan kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada
diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah". Tiap-tiap umat mempunyai
ajal. Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya
barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukan(nya).”
Ketentuan
Allah SWT ini merupakan hak mutlak (absolute), tanpa campur tangan siapa pun
dan darimana pun. Oleh karena itu, manusia harus menerima kenyataan. Manusia
hanyalah terbatas pada ikhtiar untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan yang
akan terjadi, berhasil atau gagal ini merupakan kekuasaan Allah SWT.
Sedangkan
Qadar menurut bahasa berarti ukuran. Qadar adalah ketentuan-ketentuan Allah SWT
yang telah berlaku atas semua makhluk-Nya sesuai dengan perencanaan, ketetapan
dan ukuran Allah SWT. Dengan demikian, kita sebagai hamba-Nya harus
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
Allah berfirman dalam QS. Al-Hadid
ayat 22 yang berbunyi:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ
وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا ۚ
إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak
pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi
Allah”.
Jadi,
Iman kepada qadha dan qadar adalah percaya sepenuh hati bahwa sesuatu yang
terjadi, sedang terjadi, akan terjadi di alam raya ini, semuanya telah
ditentukan Allah SWT sejak zaman azali. [1]
B.
Macam-macam
Takdir
Qadha
dan Qadar disebut juga takdir Allah. Takdir dibagi menjadi dua, yaitu: [2]
1. Takdir
Mubram
Takdir
Mubram adalah ketentuan dan keputusan Allah yang pasti berlaku atas diri
manusia, tidak dapat ditawar-tawar lagi. Kata mubram menurut bahasa artinya
sesuatu yang sudah pasti.
Contoh takdir mubram
antara lain adanya kiamat, turunnya hujan, kelahiran, kematian di hari esok.
Firman Allah SWT:
إِلَيْهِ يُرَدُّ عِلْمُ
السَّاعَةِ ....
Artinya: “ Kepada-Nyalah ilmu tentang hari kiamat itu
dikembalikan…” (QS. Fussilat:47)
2. Takdir
Muallaq
Takdir
Muallaq adalah ketentuan Allah yang mungkin dapat diubah manusia melalui usaha
atau ikhtiarnya, jika Allah mengizinkan. Menurut bahasa muallaq artinya sesuatu
yang digambarkan atau ditunda. Dengan demikian Allah menunda pelaksanaan
keputusan-Nya, bahkan mengubahnya, dengan menggantungkannya kepada ikhtiar
manusia itu sendiri. Allah SWT berfirman:
.... إِنَّ اللَّهَ لَا
يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ....
“…Sesungguhnya Allah
tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan didi
merekan sendiri…” (QS. ar-Ra’d: 11)
Contoh takdir muallaq
antara lain: ketaatan atau kemaksiatan, kepandaian atau kebodohan, miskin atau
kaya, sehat atau sakit.
C.
Fungsi
Beriman kepada Qadha dan Qadar Allah SWT
Beriman
kepada qadha dan qadar mempunyai fungsi penting bagi manusia dalam kehidupan
sehari-hari, antara lain:[3]
a) Mempunyai
semangat ikhtiar
Ikhtiar artinya melakukan perbuatan yang baik dengan
penuh kesungguhan dan keyakinan akan hasil yang baik bagi dirinya. Dengan
pemahaman seperti itulah, seseorang akan bekerja keras agar mencapai
kesuksesan.
Allah
SWT berfirman:
وَأَنْ لَيْسَ
لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَى O وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَىٰ O
Artinya: “Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang diusahakannya. Dan sesungguhnya usahanya itu
kelak akan diperlihatkan (kepadanya).”
(QS. An-Najm:39-40)
b) Mempunyai
sifat sabar dalam menghadapi cobaan
Dengan percaya qadha dan qadar, manusia
akan sadar bahwa kehidupan adalah ujian-ujian yang harus dilalui dengan sabar. Sabar adalah sikap
mental yang teguh pendirian, berani menghadapi tantangan, tahan uji dan tidak
menyerah pada kesulitan, dan akhirnya diserahkan kepada Allah SWT. Allah SWT
berfirman:
حَسِبَ النَّاسُ أَنْ
يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Artinya:
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan
dibiarkan hanya mengatakan, “ Kami telah
beriman dan mereka tidak di uji.”
(QS. Al-Ankabut:2)
c)
Tawakal
Tawakal
menurut bahasa artinya bersandar atau berserah diri. Dalam istilah agama,
tawakal artinya berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT dalam menghadapi atau
menunggu hasil dari suatu pekerjaan atau usaha. Menurut Imam Al-Ghazali,
tawakal artinya menyandarkan diri kepada Allah SWT dalam menghadapi setiap
kepentingan. Dalam hal ini, tawakal kepada Allah SWT bukan berarti penyandaran
diri kepada Allah secara mutlak, melainkan penyandaran diri yang harus
didahului dengan kerja keras dalam berikhtiar berdasarkan kemampuan maksimal.
D.
Ciri-ciri
Orang yang Beriman kepada Qadha dan Qadar
Tidak
setiap manusia dapat menerima dan percaya adanya qadha dan qadar Allah SWT.
Karenanya sebagian mereka tidak siap bahkan tidak mau menerima musibah yang
terjadi. Adapun ciri-ciri orang yang beriman kepada qadha dan qadar, antara
lain sebagai berikut:[4]
1. Orang
yang percaya pada takdir Allah SWT akan menganggap bahwa apapun yang terjadi
pada dirinya adalah sudah menjadi ketentuan Allah SWT. Sehingga tidak bersikap
sombong.
2. Bersabar
dalam menghadapi ujian dari Allah SWT. Ujian adalah tanda cinta dari Allah.
3. Bersikap
optimis dan tetap berusaha meskipun belum berhasil.
4. Tawakal
dan berdo’a kepada Allah SWT atas usaha yang telah dilakukannya.
5. Tidak
meminta pertolongan kepada selain Allah SWT (syirik).
6. Senantiasa
mengingat dan bersyukur kepada Allah SWT dalam kondisi apapun.
E.
Manfaat
atau Hikmah percaya, yakin dan teguh kepada qadha dan qadar
Adapun
Manfaat atau Hikmah percaya, yakin dan teguh kepada takdir antara lain:[5]
1. Terdorong
untuk selalu taat dan menjauhi larangan Allah dan Rasul-Nya.
2. Selalu
husnudzon (berprasangka baik) kepada Allah atas musibah yang menimpa dirinya.
3. Terhindar
dari sifat sombong atau takabur dan putus asa.
Orang
yang tidak beriman kepada qadha dan qadar, apabila memperoleh keberhasilan, ia
menganggap keberhasilan itu adalah semata-mata karena hasil usahanya sendiri.
Ia merasa dirinya hebat. Apabila ia mengalami kegagalan, ia mudah berkeluh
kesah dan berputus asa, karena ia menyadari bahwa kegagalan itu sebenarnya
adalah ketentuan Allah. Firman Allah SWT:
يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا
فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ ۖ
إِنَّهُ لَا
يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ
الْكَافِرُونَ
Artinya:
“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka
carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum
yang kafir.” (QS. Yusuf:87)
4. Banyak
bersyukur dan bersabar
Orang
yang beriman kepada qadha dan qadar, apabila mendapat keberuntungan, maka ia
akan bersyukur, karena keberuntungan itu merupakan nikmat Allah yang harus
disyukuri. Sebaliknya apabila terkena musibah maka ia akan sabar, karena hal
tersebut merupakan ujian. Firman Allah SWT:
وَمَا بِكُمْ مِنْ
نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ
Artinya:
“ Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu,
maka dari Allah (datangnya), dan bila ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya
kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan.” (QS. An-Nahl:53)
5. Memiliki
jiwa tawakal.
6. Bersikap
optimis dan giat bekerja
Manusia
tidak mengetahui takdir apa yang terjadi pada dirinya. Semua orang tentu
menginginkan bernasib baik dan beruntung. Keberuntungan itu tidak datang begitu
saja, tetapi harus diusahakan. Oleh sebab itu, orang yang beriman kepada qadha
dan qadar senantiasa optimis dan giat bekerja untuk meraih kebahagiaan dan
keberhasilan itu. Firman Allah SWT:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ
اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا
أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ
وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا
يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Artinya: “ Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang
lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qashas:77)
7. Yakin
bahwa segala sesuatu yang menimpa dirinya adalah kehendak Allah semata.
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
KESIMPULAN DAN PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Beriman
kepada qadha dan qadar akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah putus asa,
sebab yang menimpanya yakni sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan
kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai
dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Oleh karena itu, jika
kita tertimpa musibah maka haruslah bersabar, sebab buruk menurut kita belum
tentu buruk menurut Allah, begitu sebaliknya apa yang menurut kita baik belum
tentu baik menurut Allah. Memaksimalkan ikhtiar dan senantiasa berhusnudzon
kepada Allah untuk mendapatkan takdir yang tebaik dariNya.
B.
PENUTUP
Demikianlah
makalah kami, kami menyadari makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka dari itu kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman
sekalian beserta dosen mata kuliah. Sehingga kami bisa memperbaiki makalah
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahsan,
Muh,
S. Ag, dkk. 2007. Pendidikan Agama Islam
Penyejuk Qalbu SMP Kelas IX. Jakarta: Yudhistira.
Aminudin, dkk.
2008. Pendidikan Agama Islam 3 SMA. Jakarta
: PT Bumi Aksara.
Asy’ari
M. Pd. 2007. Pendidikan Agama Islam untuk
Siswa SMP Kelas IX. Semarang: Aneka Ilmu.
Chaidir,
Zulfarizal,
dkk. 2007. Agama Islam 3 SMA Kelas XII. Jakarta:
PT Ghalia Indonesia.
Rosyid, Abdul,
MA. 2009. Bina Akidah dan Akhlak. Jakarta:
PT Gelora Aksara Pratama.
[1] Drs.H.Asy’ari M.Pd, Pendidikan Agama Islam untuk Siswa SMP Kelas
IX, (Semarang: Aneka ilmu, 2007), hlm.77-78.
[2]
Aminudin, dkk, Pendidikan Agama Islam 3 SMA, (Jakarta :
PT Bumi Aksara, 2008), hlm 127-128.
[3]
Drs. Abdul Rosyid, MA, Biina Akidah dan Akhlak, (Jakarta: PT
Gelora Aksara Pratama, 2009), hlm.22-23
[4] Muh. Ahsan, S.Ag, dkk, Pendidikan Agama Islam Penyejuk Qalbu SMP Kelas IX, (Jakarta: Yudhistira, 2007),
hlm.112-113.
[5]
Drs. Zulfarizal Chaidir,
dkk, Agama Islam 3 SMA Kelas XII, (Jakarta:
PT Ghalia Indonesia, 2007), hlm.124-125.
PokerStars Casino PA - JTM Hub
BalasHapusPokerStars Casino features 계룡 출장마사지 over 120 games 강릉 출장마사지 including PokerStars Roulette, Blackjack, Craps, Sic 제천 출장안마 Bo, Blackjack, 강원도 출장마사지 and many more. JTM Hub offers you the 광주 출장마사지 most